"Jangan lupa, kehilangan satu teman, akan terganti 10 teman baru. Diterima saja bahwa hidup terus bergulir dan teman datang silih berganti..." ~ Vivera Siregar
Menohok banget ya? Kesannya sadis dan ga butuh temen banget. What the heck! Kalimat itu memang bukan karya gue, tapi itu memang gue banget. Terserah orang lain ga setuju atau bilang gue galak, jutek, egois dan bla, bla, bla. I don't give it damn. I told you before, this is my life, my flow. :)
Prinsip gue satu: buat apa menyimpan teman yang tidak memberikan kontribusi apa pun dalam hidup kita? Oops, it's not about dimes and blings. It's about another benefit : the positive energy. Ya, kalau Anda tidak mendapatkan energi dan aura positif dari teman Anda, buat apa 'digauli'? Bukankah orang-orang seperti ini justru akan membuat Anda buang-buang energi dan waktu? Karena jelas, mereka menebarkan aura dan energi negatif pada lingkungannya.
Kok bisa? Hei, sama seperti koin, mereka punya dua sisi yang jelas. Positif atau negatif. Yin dan Yang. As simple as that..
Tapi tentu saja gue ga sembarangan menghakimi seseorang.Gue ga serta merta menyatakan bahwa, "Oh, oke, elu ga baik buat hidup gue". Biasanya setelah kenal lebih dekat dan seluruh sikap aslinya muncul, gue akan tinggalkan perlahan. Kecuali beberapa orang yang memang sudah menampakan wujud aslinya. Halah :D
Sebel aja bertahan dalam satu hubungan yang ga sehat. Rasanya seperti korban KDRT. Kita akan dipukuli abis-abisan, dibiarkan menangis, lalu si pelaku akan minta maaf dan berjanji ga akan mengulangi perbuatannya. Tapi setelah itu, dia akan kembali menyiksa kita. Klise banget...
Itu juga yang terjadi ama gue baru-baru ini. Orang terdekat gue ternyata ga sebaik yang gue kira. Kekerasan rumah tangga yang sering dialaminya, secara ga langsung dia lakukan juga ke gue. Dia ga nabokin gue secara harfiah, sih, tapi secara psikis. Dan itu jauh lebih menyakitkan.
Beberapa kali gue dijadikan tameng dan dikambing hitamkan. It's like I'm covering her bad act. Dia curhat begini begitu lalu bilang, "Elo bantuin gue, dong. Elu kasih komen atau bikin dokumen.". Giliran gue udah penuhi permintaannya dia, idiiiiiih, gue yang kena damprat orang se-Indonesia. >.<
Yang paling ga aku suka adalah ketika dia selalu diam seribu bahasa dan selalu bergeming ketika si bos konfirmasi. Padahal di belakang...was wes wos, lancaaaar kayak orang masuk angin lagi kent*t. Hehehe...
Well, anyway, setelah dua orang sudah memperingatkan gue tentang si dia, aku ga akan menunggu orang ketiga untuk kasih aku shock therapy. Selesai sudah perjalananku dengan si dia. Rasanya, ini adalah waktu yang tepat untuk 'berpisah' dan mengambil jalan kami masing-masing. Lelah rasanya disodori tangisan, permintaan maaf, seribu alasan (sakit, koneksi internet lemot, netbook rusak, dll) serta "umpan"nya untuk menarikku ke lembah hitam (wkwkwk).
Dear friend, so sorry to say that my life will be better without you. So, goodbye is best for both of us :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar