Welcome to My Flow

Yes, this is my flow! I don't go with somebody's flow, I create my own flow. So, enjoy another side of me...

Minggu, 29 Juli 2012

Pursuit A Life Full of Bliss

Hmmm, malam ini terlalu banyak energi yang diserap, semangat meluap tak terbendung sementara mata sudah tak kuat menahan kantuk. Tapi jemariku rupanya belum juga lelah, menuntutku untuk menuliskan tentang satu kata, "BLISS".

Coba deh buka Oford Leaner's Pocket Dictionary. BLISS sebagai kata benda (noun) diterjemahkan sebagai perfect happiness. Wuiiih, kebahagiaan yang sempurna.

Pernah terlintas di benak dan kepala kita? Aku tahu bahgaia memiliki arti yang berbeda pada setiap individu. Boleh jadi Merry Riana mengatakan bahwa uang bisa membeli kebahagiaan, meski sebagian besar orang tidak setuju. Keluarga, karier, kesehatan dan banyak hal lainnya bisa dianggap sebagai sumber kebahagiaan.

Malam ini ada satu pertanyaan di benakku, "Normalkah ketika seseorang mengartikan kebahagiaannya adalah menemukan hal-hal kecil disekelilingnya yang kemudian membuatnya bersyukur dan bahagia?"
Seorang teman dibayar sekitar Rp.4.000.000,-/hari. Besar jumlah itu? Ya, relatif sih tapi untukku cukup fantastis. Tugasnya? Keliling ke perusahaan satu ke perusahaan lainnya untuk mengenalkan sebuah komunitas offline. Wih, mudah dong ya?

Pertanyaannya adalah, "Apa yang sudah dia korbankan untuk gaji sebesar itu?". Guess what? Sebulan jauh dari keluarga! Maaf, tapi buatku ini sudah ga fantastis lagi! Bodoh? Yup, banyak yang menyalahkan aku karena tidak mengambil kesempatan yang sama. "Itu uang besar, Die! Kalikan sendiri selama sebulan, kamu bisa beli semua hal yang kamu mau! Perlu pengorbanan besar untuk duit besar, jangan takut terima tantangan dong!" Waduh! Hehehe... Aku akui bahwa aku mungkin bodoh dan pengecut! Tapi banyak hal (kecil) yang memaksaku untuk tidak mengambil kesempatan yang sama. Aku ga bisa jauh dari keluarga... Jauh dari Mama, Afif dan suamiku. Aku ga bisa jauh dari seorang sahabat yang hadirnya tak bisa digantikan oleh sebongkah emas sekalipun! Teknologi untuk menggantikan mereka? Yeah, it's nice idea and effective. Tapi kalau suatu hari aku kehilangan salah satu dari mereka untuk selamanya? WOOOOWWW! Tunggu dulu!

Rasanya lebih baik menjadi bodoh, pengecut dan (mungkin) miskin daripada kehilangan salah satu dari mereka tanpa pernah meluangkan waktu bersama. Aku pernah kehilangan Papa tanpa pernah kubahagiakan. Sesal ini masih senyata cahaya bulan. Jadi aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Aku ingin menghabiskan waktuku bersama orang-orang yang kucintai, memberi kebahagiaan untuk mereka. Semudah itu... Naif ya? Sok bijak? Sok suci? Well, it's me! This is my flow, not yours. Fair enough huh?

Bukan berarti aku mendeskriditkan temanku itu karena mengambil pilihan menjadi kaya. Siapa sih yang ga mau kaya? Aku juga ingin kaya, kok, tapi dengan caraku sendiri.

Lagipula kekayaan bukan hal utama dalam hidupku. Aku cuma ingin selamanya merasakan bahagia dari mensyukuri hal-hal kecil yang nilainya bisa kuubah menjadi lebih besar dari empat juta per hari!

Aku hanya ingin meninggal dalam kepuasan karena sudah menjalani hidup sesuai pilihanku, sesuai kata hatiku, sesuai dengan apa yang kuyakini.

Dan malam ini, aku ingin Rabb-ku tahu bahwa Ia sudah memberiku lebih dari segalanya. Lebih dari empat juta per hari. Suatu hal yang memecah tangisku, meledakan rasa syukur di dadaku. Apa lagi yang harus aku minta dan tuntut dari Rabb-ku? Nikmat-Nya mana lagi yang berani aku dustakan?

It's your choice. Setiap orang berhak kok memilih jalannya sendiri, memilih kebahagiaannya sendiri. Aku tidak akan memaksa siapapun untuk mengikuti atau bahkan memahami diriku, tidak!

Good night and may you find your eternal bliss.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar