Welcome to My Flow

Yes, this is my flow! I don't go with somebody's flow, I create my own flow. So, enjoy another side of me...

Sabtu, 07 Januari 2012

A Wonderful Journey Part 1

Awal Januari kemarin, gue dan keluarga berkesempatan melakukan perjalanan ke Surabaya. Kembali ke kota kelahiran: liburan sekaligus memperingati 100 hari wafatnya mbah tercinta. Waaah, almarhum mbahku numpang beken di blogku, rek :))

Hari pertama itu gue langsung kontak mbak Dian Kristiani, seorang penulis picturial book beken. Mumpung di Surabaya, pikirku, ketemuan plus cari ilmu gratisan kan asyiiik. Lagi pula, gue pengin ngobrolin banyak hal ama mbak Dian. So, gue inbox beliau via facebook. Ga lama, beliau nyaut dan setuju untuk janjian di BG Junction jam 11.00 wib. "Ok, mbak. I'll see you there," bales gue dengan PDnya. Padahal, gue ga tau BG Junction itu dimana, tempat apa dan kudu pake angkot apa kesono. Deuh!

Setelah nanya ke om dan tante yang bejibun itu, maka gue putuskan untuk naek taksi. Yes, taksi. Alat transportasi yang paling mudah dicari di Surabaya. Biar ga plonga-plongo kayak sapi goblok, aku ngajak kakak iparku plus anaknya dan Afif. Maka, berjalanlah kami dari rumah ke Pasar Kedung Sari demi mendapatkan taksi.

Voila! Guampang banget cari taksi di Surabaya, jeeeh. Ga sampai setengah jam, kami udah nyampe di BG Junction. Tarifnya pun murah meriah, hanya delapan ribu saja! Dalam hati gue membatin, "Ooaalaaah, iki tak BG Junction? Iki mall jamanku cilik, rek!" Ternyata udah mengalami renovasi dan ganti nama. Guuud. Dengan langkah pasti, kami masuk ke dalam dan muter-muter ga karuan. Wkwkwkwk...ndeso.

Jam 11 teng, kami menuju KFC [ga di Bandung, ga di Surabaya, KFC terooos :( ] nungguin mbak Dian. Akhirnya sosok berkacamata bulat ala Harry Potter itu muncul diiringi dengan dua ajudan kecilnya, Edgard dan Gerald. Asli, gue lebih suka ama Gerald. Polos, ramah dan ga mau diem. Asyik banget ngobrol ama Gerald. Tapi gue juga ngobrol seru loh ama mbak Dian. Bahasannya lebih serius, ntar deh bakalan gue tulis di postingan lain.

Lancar jayalah perjumpaan pertama kami itu. Pulangnya kami langsung naik taksi di depan loby BG Junction. Begitu masuk, gue langsung nyebutin tujuan kami, Dengan polos, pak supirnya bilang, "Pasar Kedung Sari? Kampung Malang? Daerah mana itu, mbak??"
Mak jrengaaat! Mene ketehe??!! Kalo gue tahu, gue udah jadi supir taksi gantiin dia kaleee. Gue kan gede di Cimahi, bukan di kota kelahiran gue, mana gue tahuuu!! Akhirnya pak supir memutuskan untuk mencapai Pasar Kedung Sari lewat jalan Petemon. Wis, mbuh, karepmu.

"Nah, ini udah Kampung Malang Tengah, mbak. Kampung Malang Utara itu sebelah mana?" tanya pak supir lagi.
Gue yang lagi asyik smsan ama Gia mendongak liat ke depan, "Nah, depan itu belok kanan, pak."
"Loh? Bukannya satu arah, mbak? Boleh ini belok ke kanan?" tanya supirnya lagi.
"Boleh!" sahutku yakin.

So, taksi itu menembus jalanan kecil. Si supir masih tegang dan takut, karena dia yakin bahwa jalan yang kami lalui itu satu arah. Aku dengan tampang polos bin goblok masih berusaha menenangkan dia. Eng, ing, eeeng. Hampir sampai depan rumah (which is sudah 3/4 perjalanan) ketika kami dicegat dan diteriakin oleh beberapa orang.
"Woooi, balik! Balik!"
Eh, eh! Ternyata jalan ini memang satu arah dan kami melawan arah! Waduuuuh!!! Guobloook banget ga tuh?

"Tuh, kan, mbak! Ini satu arah," kata si supir dengan wajah mirip Hulk, nahan marah dan empet. Bisa-bisa dikeroyok satu kampung.
"Eh, iya, pak. Maaf ya? Saya turun sini aja," kata gue sambil ngasih selembar 20 ribu.
Pak supir ga bisa jawab apa-apa selain mangkel  dan menahan murka. Dia kan musti nyetir mundur karena ga mungkin meneruskan perjalanan. Dan itu susah banget karena jalanannya kecil. Hiks, maaaf.

"Haiyaaa...tak kiro sopo! Tibakno kamu, toh!" kata omku mbengenges sambil geleng-geleng kepala. Ternyata dia yang neriakin kami tadi. Udah ngasah samurai segala. Hihihihi....

Gue? Muka gue merah nahan malu dan buru-buru masuk rumah. Sempruuuuuuul!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar