Welcome to My Flow

Yes, this is my flow! I don't go with somebody's flow, I create my own flow. So, enjoy another side of me...

Minggu, 02 September 2012

Bentangan Mimpi untuk Indonesiaku Tercinta




Malam ini saya sulit memejamkan mata. Bukan, bukan karena kelihaian Mario Puzo dalam The Godfather yang sedang saya baca (lagi).

Teriknya sinar mentari siang tadi membuat saya memilih untuk tinggal di rumah, menjelajah di dunia maya, yang mengawali kisah ini. Mata saya kemudian tertuju pada sebuah foto menarik yang dibagikan seorang teman.  Iseng, saya menuju grup tempat foto tersebut berawal.

Oh, tidak! Salah satu foto menohok saya. Tunggu, maksud saya benar-benar menohok saya, membuat hati saya mencelos dan geram. Foto seekor orang utan yang sedang terkapar dengan tubuh penuh luka. Orang utan korban pembakaran di Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu yang lalu.

Saya tahu, saya terlambat mengemukakan isu ini. Sebuah kebodohan yang terlambat saya sadari. Grup tersebut –yang memuat foto orang utan- adalah sebuah grup dari luar negeri! Sebetulnya grup ini mengajak anggotanya untuk hidup sehat. Namun rupanya, peristiwa memalukan di Indonesia tercinta ini membuat admin HARUS mengangkat isu ini.

Duh! Sangat memalukan! Apalagi foto itu diberi judul ‘Horror in Indonesia’. Di saat kita semua sibuk dengan diri sendiri, berkomentar ini-itu di seabrek grup, berusaha memberdayakan perempuan (Indonesia?), grup ini malah peduli dengan negeri tercinta kita, Indonesia.

Jadi, di mana semua omong kosong itu? Debat panjang mengenai kecintaan dan bangga menjadi warga Indonesia. Mana? Pemberdayaan mana yang telah dibahas dalam ribuan pernyataan itu? Kenapa tidak sekali-sekali memberdayakan nurani? Mengedepankan empati.

Sungguh, Indonesia membutuhkan wanita-wanita cerdas dengan nurani seluas Green Land yang bekerja dengan hati. Bukan karena tujuan ketenaran atau kilauan harta semata. Wanita-wanita yang bisa menginspirasi sesamanya, dari rumah sekali pun, untuk peduli pada isu-isu di sekitar kita. Bisakah kita menjadi agen-agen perubahan seperti ini?

Malam ini, MTV, sebuah stasiun televisi yang juga berasal dari luar negeri sedang melangsungkan program MTV Exit. Sebuah konser musik untuk menginpirasi generasi muda untuk peduli pada human trafficking , perdagangan manusia. Siapa saja yang terlibat? Tebak! Kedutaan besar Amerika Serikat dan Australia! Dua negara yang sering kita tuduh sebagai negara adi daya yang tengah ‘menguasai’ Indonesia. Dua negara yang kita tuduh sebagai negara tak bernurani, atheis, dengan kerendahan moral. Dua negara yang peduli pada isu penting di negara kita.

Saya bahkan tak peduli apakah itu mereka lakukan untuk kepentingan politik atau tidak. Toh setiap orang juga begitu. Memanfaatkan orang lain. Mungkin saya, Anda dan jutaan perempuan lain juga melakukan itu. disengaja atau tidak. Disadari atau tidak. Dengan cara halus atau kasar.

Impian saya? Saya ingin IIDN Bandung menjadi sebuah grup yang peduli pada isu-isu rawan yang melanda kita. Sebuah grup yang peduli dan berani melakukan aksi. Bukan hanya sebuah grup yang melulu ingin tampil di berbagai TV nasional atau mengklaim telah memberdayakan perempuan dalam kegiatan positif.

Rasanya, tugas ini bukan hanya ada di bahu saya dan Ibu Vivera Siregar, tapi juga berada di bahu Anda. Mulailah berpikir untuk berkontribusi secara nyata untuk Indonesia. Mulai bertanya, apa yang sudah saya kontribusikan untuk perempuan Indonesia sebagai ibu rumah tangga dan penulis.
Anda, saya, dan 200 anggota di grup ini bisa bertindak. Untuk Indonesia. Mari, gali dan lejitkan potensi diri lewat tulisan. Mari, jadi agen perubahan untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan lalu bangsa ini.

Tulisan ini saya buat sebagai teguran terhadap diri sendiri yang selama hampir 32 tahun ini belum memberikan kontribusi apapun pada sesama perempuan Indonesia. Memalukan!

Semoga grup ini bisa menjadi pemicu perubahan. Semoga.

Selamat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar